05 August 2009

Assesor Akreditasi : Lebih Mudah Memindahkan Gunung Merapi

Gombong - Sakobere.

"Lebih mudah memindahkan gunung Merapi ketimbang mengumpulkan berkas-berkas administrasi guru" demikian kata Drs. Sunarno, assesor akreditasi SMA. "Kalau memindahkan gunung Merapi tinggal bilang Mbah Marijan, lha kalau mengumpulkan berkas administrasi guru banyak sekali alasan untuk tidak mengumpulkan" imbuh Sunarno.
Hal tersebut dikatakan Sunarno dihadapan para guru SMA Negeri 1 Gombong saat memulai proses akreditasi di SMA Negeri 1 Gombong.


Selain Drs. Sunarno, hadir pula sebagai assesor Drs. Khamid. Dalam sambutannya Drs. Khamid menambahkan bahwa proses akreditasi di SMA Negeri 1 Gombong semestinya akan berlangsung selama 4(empat) hari namun karena sesuatu dan lain hal diungkret menjadi hanya 2 (dua) hari. Khamid tidak menjelaskan mengapa ada pengungkretan waktu.
Sementara itu dalam sambutan pengantarnya, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Gombong, Drs. Kunnaji, maupun Ketua Komite SMA Negeri 1 Gombong, Kapt (Inf) Ngadiyo, berharap agar hasil akreditasi SMA Negeri 1 Gombong minimal bisa sama seperti hasil akreditasi lima tahun sebelumnya yaitu 98,43 (A).
Namun sebuah sumber di kalangan guru SMA Negeri 1 Gombong, mengatakan bahwa hingga kini piagam asli hasil akreditasi lima tahun lampau belum pernah dikirim oleh Badan Akreditasi.

Akreditasi sekolah diatur berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 60 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 dan Surat Keputusan Mendiknas No. 87/U/2002.
Akreditasi sekolah bertujuan untuk menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam menyelenggarakan layanan pendidikan, dan memperoleh gambaran tentang kinerja sekolah.

Namun pada prakteknya beberapa pihak mensinyalir akreditasi sekolah lebih bersifat formalitas administratif yang terkadang menyuburkan praktek gratifikasi.
Dihubungi terpisah ketua Majlis SAKOBERE, Agus Purwanto, mengatakan bahwa pelakasnaan akreditasi sekolah selama ini lebih banyak melihat kulitnya saja dan bukan substansinya.
"Ada sebuah SMA Swasta di Gombong, beroleh nilai akreditasi A, namun kemudian tingkat kelulusannya hanya 20%" ujar Agus. Agus menyarankan agar penilaian kinerja sekolah dilakukan kontinyu dan melibatkan keterwakilan stakeholder, dan bukan sekedar oleh assesor.

0 Comments:

 
©  free template by Blogspot tutorial