27 November 2008

LPMP Tetap Tolak Buka Rumus Pembobotan

Magelang, Lanthing (26/11/08)

Pihak Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa tengah tetap menolak membuka rumus pembobotan dalam penilaian seleksi kepala sekolah. Alasan penolakan LPMP karena rumus pembobotan merupakan rumus rahasia yang berharga amat mahal mencapai puluhan juta rupiah, yang bila dibuka dikhawatirkan akan dijiplak.
"Harga software ini sangat mahal, sehingga kalau ini kami buka dikhawatirkan akan dijiplak oleh lembaga lain" Ujar Tartib Supriyadi, S.IP, M.Pd. dalam kalirifikasi kepada Dra. Istyas di Hotel Borobudur Indah Kota Magelang hari rabu (26/11/08).
Selain Tartib Supriyadi, dari pihak LPMP hadir pula Nur Raharjo, S.Si, sementara Dra. Istyas ditemani sang suami Drs. SET Supriyadi, ketua PGRI Kebumen Drs. Agus Septadi, dan Drs. Agus Purwanto.
"Saya menjamin proses seleksi kepala sekolah di Kebumen yang ditangani LPMP fair, dan kami melihat BKD Kebumen sama sekali tidak mengubah nilai dari LPMP dan melaksanakan rekomendasi LPMP" tegas Tartib.
Lebih jauh Tartib menjelaskan bahwa LPMP adalah lembaga penjamin mutu, sehingga LPMP tidak akan main-main dalam urusan mutu. termasuk mutu kepala sekolah, dan bila ada kepala sekolah yang lulus dan direkomendasikan oleh LPMP kemudian bermasalah, pihak LPMP bersedia melakukan pendampingan.

Seperti diberitakan blog Lanthing beberapa waktu lalu, Dra. Istyas Endang Sri Astuti guru SMA Negeri petanahan, salah seorang peserta seleksi kepala sekolah tahun 2008, mempertanyakan ihwal pembobotan dalam penilaian seleksi kepala sekolah. Dra. Istyas berkirim surat kepada Panitia Seleksi kepala sekolah kebupaten Kebumen mempertanyakan mekanisme penilaian, yang kemudian oleh Kepala BKD ditindaklanjuti dengan mengirim surat kepada LPMP selaku lembaga yang ditunjuk melaksanakan pengujian dalam rangka seleksi kepala sekolah. Berdasar surat Kepala BKD No. 800/1424/08, LPMP menjawab dengan surat No. 1050/F30/LL/2008 yang intinya mempersilahkan kepada yang bersangkutan (Dra. Istyas) untuk menghubungi Nur raharjo, S.Si di Hotel Borobudur Kota Magelang antara tanggal 24 s.d. 27 Nopember 2008.
"Kami memang minta yang bersangkutan untuk bertemu langsung, dan tidak melalui panitia, karena pembobotan ini statistik agak rumit, kami khawatir kalau penjelasan disampaikan melalui panitia terjadi distorsi" terang Nur raharjo.
Selanjutnya Nur Raharjo menjelaskan ihwal mengapa tempatnya di hotel Borobudur Magelang, karena pihaknya tengah mengadakan test untuk para birokrat Kota Magelang yang akan menempati jabatan yang kebetulan tempatnya di Hotel Borobudur.

Lanjut membaca “LPMP Tetap Tolak Buka Rumus Pembobotan”  »»

25 November 2008

Renungan Hari Guru

Oleh : Agus Purwanto

Hari ini, selasa 25 Nopember 2008, adalah Hari Guru Nasional Ke-14, dan secara bersamaan merupakan HUT PGRI ke-63. Ada baiknya kita para guru melakukan kontemplasi yang mendalam, otokritik - bukan untuk mencaci maki dengan kebencian namun agar ke depan kita bisa menjadi lebih baik. Otokritik ini adalah sebuah kecintaan kita yang mendalam pada profesi kita : GURU.

Sebuah profesi, termasuk dalam hal ini profesi guru, agar menjadi benar-benar profesional haruslah memenuhi minimal 5 (lima) hal baik, yakni 1. well motivated, 2. well reqriuted, 3. well trained, 4. well paid, dan 5. well equiped. (motivasi yang baik, direkrut dengan baik, dilatih atau dididik dengan baik, dibayar dengan baik, dan diperlengkapi dengan baik).

Mari kita tengok kondisi para guru kita, apakah lima hal baik itu sudah mewarnai dunia guru kita.

Apakah motivasi guru-guru kita itu baik?
Ya untuk sebagian. Sebagian (besar?) yang lain semula tidak berniat untuk menjadi guru. Banyak pengakuan jujur dari para guru, semula mereka tidak ingin jadi guru, baru setelah tidak diterima dimana-mana, akhirnya mereka menyerah dan menjadi guru. Maka jangan heran bila kita menemukan banyak sarjana non kependidikan yang mengambil akta-IV dan kemudian menjadi guru.

Apakah para guru direkrut dengan baik?
Ya untuk sebagian. Sebagian yang lain rekrutment guru kita kacau balau. Silahkan tengok adakah the best ten SMA Negeri 1 Kebumen yang mendaftar di 'jurusan guru?'; Adakah mereka yang memenangi olimpiade sains, ada yang kemudian tertarik mendaftar di jurusan guru?. Rata-rata mereka lebih suka mendaftar di jurusan 'tukan insinyur', dokter, dan sejenisnya - dan bukan jurusan guru. Dengan kata lain mahasiswa 'jurusan guru' adalah mahasiswa kelas dua, kelas tiga, ... dan kelas berikutnya.

Apakah guru-guru kita dididik dengan baik?
Barangkali sebagian mungkin demikian. Sebagian IKIP atau 'mantan IKIP' seperti UNY (Universitas Ning Ykip) atau UPI (Universitas Padahal Ikip) memang mendidik para calon guru ini dengan baik, namun kita tidak bisa menutup mata sebagian 'sekolah guru' adalah sekolah-sekolahan yang kondisinya memprihatinkan.
Bahkan di jaman Belanda sekolah guru jauh lebih baik, karena para calon guru ini diasramakan, gratis, dan dididik dengan ketat dan baik. Kita bermimpi semoga suatu ketika pemerintah mengadakan sekolah guru seperti AKMIL (bukan dipersenjatai, tapi diasramakan, gratis, full gizi, ketat, dan jaminan pekerjaan).
Para guru jarang sekali mendapat pelatihan yang menunjang profesi. Mau contoh? Saya jadi guru PNS sejak tahun 1995, baru sekali-kalinya mendapat kesempatan untuk diklat, yaitu diklat penulisan karya ilmiah di LPMP Semarang tahunnya saya lupa.

Apakah guru-guru kita telah dibayar dengan baik?
Ya sebagian, khususnya yang PNS, bahkan sebagian kecil dari mereka telah menerima tunjangan sertifikasi sebesar gaji pokok meraka. Sebagian yang lain, khususnya guru yang bekerja di yayasan (swasta) kecil - gajinya sungguh membuat air mata berderai Ada guru merangkap tukang ojek, ada guru yang nyambi berbagai pekerjaan - bahkan di Jakarta ada kepala sekolah yang nyambi jadi pemulung sampah!
Jangan ada yang ngomong atau menuntut ihwal profesionalisme pada guru yang seperti ini.

Apakah guru-guru kita telah diperlengkapi dengan baik ketika mengajar?
Sebagian keciii...iil sekolah memang telah ada internet, laptop, LCD projector, laboratorium sains, lab bahasa dan sebagainya - tapi sebagian besar yang lain para guru mendidik dan mengajar dengan perangkat seadanya : TALK and CHALK only alias hanya mengandalkan Mulut dan Kapur.

Wis dhisit kesel, ngesuk ditursna ...





Lanjut membaca “Renungan Hari Guru”  »»

Mendiknas : Guru Jangan Terkooptasi

Gombong - Lanthing (25/11/08)

Jangan sampai guru terkooptasi oleh kekuatan politik tertentu. Demikian sebagian isi dari sambutan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) RI pada hari Guru Nasional ke 14 tanggal 25 Nopember 2008. Lebih lanjut Mendiknas mengharapkan agar guru di masa mendatang lebih profesional.

Peringatan hari guru nasional yang tepat hari selasa 25 Nopember 2008, diperingati di SMA Negeri 1 Gombong dengan upacara bendera (hari senin 24 Nopember 2008, tidak upacara). Saat upacara Hari Guru Nasional (yang berbarengan HUT PGRI ke 63), di SMA negeri 1 Gombong, terlihat 3 jenis seragam PGRI dikenakan para Bapak dan Ibu Guru, yakni batik bermotif biru, batik bermotif kuning, dan batik bermotif putih-hitam, dan sebagian besar guru mengenakan PSH (pakaian sipil harian).
Sebelum doa penutup dikumandangkan lagu Hymne Guru oleh paduan suara. Uniknya saat MC upacara menyampaikan disambut lenguhan ( ... ahhh) dari sebagian peserta upacara. Tidak jelas apa makna lenguhan itu. Lebih unik lagi di ujung lagu Hymne Guru ciptaan sartono ini, yang semula liriknya .... tanpa tanda jasa, diganti menjadi ... membangun insan cendekia. Rupanya PGRI risih disebut sebagai Pahlawan Tanpa Tanda jasa.

Sementara itu salah seorang anggota Dewan Penasehat PGRI kebumen, Agus Purwanto, menyatakan sependapat dengan Mendiknas agar para guru tidak terkooptasi. "PGRI harus belajar dari sejarah, jangan sampai PGRI kembali menjadi kesed politik seperti jaman ORBA, PGRI harus betul-betul menjaga independensinya dan tidak tergoda untuk bermain politik praktis. Kalau PGRI kuat, maka siapapun yang berkuasa maka ia harus memperhatikan pendidikan dan guru. Jadi kembalilah ke fitrahnya, pedomani AD/ART yang ada" ujar Agus.

Lanjut membaca “Mendiknas : Guru Jangan Terkooptasi”  »»

19 November 2008

LPMP Belum Menjawab

Kebumen - Lanthing (19/11/08)

Berkenaan dengan surat Dra. Istyas, salah seorang peserta seleksi Kepala Sekolah tahun 2008, tentang mekanisme dan pembobotan nilai seleksi kepala sekolah, hingga hari ini pihak LPMP selaku penyelenggara ujian kepala sekolah, belum memberikan jawaban. Hal ini disampaikan oleh kepala BKDD, Supriyandono, SH. Padahal surat telah dilayangkan kepada LPMP. Hal senada disampaikan Sekda Kebumen Suroso, SH.
Sementara itu kontributor Lanthing yang menanyakan ihwal ini melalui e-mail situs LPMP Jawa Tengah memperoleh jawaban bahwa pihak LPMP akan menjawab bila pihak Dinas terkait di Kebumen melayangkan surat resmi kepada LPMP.

Masalah pembobotan dalam penilaian kepala sekolah menjadi perhatian banyak pihak karena ketidakjelasan pembobotan 10 aspek yang dinilai.
Sementara itu Ketua Majlis Sakobere, berharap agar pihak LPMP segera menjawab surat (pertanyaan) peserta seleksi kepala sekolah.
"LPMP harus segera menjawab surat itu karena ini merupakan pertaruhan kredibilitas banyak pihak" tegas Agus.


Lanjut membaca “LPMP Belum Menjawab”  »»

17 November 2008

Koleksi Soal CPNS

  1. Kebijakan Pemerintah
  2. Bahasa Indonesia-1
  3. Bahasa Indonesia-2
  4. Falsafah dan Ideologi
  5. Sejarah Nasional Indonesia
  6. Tatanegara
  7. Antonim (lawan kata)
  8. Test Number (Aritmatika)
  9. Test Bakat Skolastik
  10. Test Logika Angka
  11. Logika Formil
  12. Test Padanan-hubungan
  13. Test Reading
  14. Test Seri
  15. Test Sinonim (persamaan kata)
  16. Test UUD 1945 (amandemen)
  17. Test TOEFL
  18. Test Bahasa Inggris





Lanjut membaca “Koleksi Soal CPNS”  »»

Jangan Berhenti di Lampu Merah !

Kebumen - Lanthing.

Judul diatas sepertinya agak sarkastis dan menyesatkan, tapi simak pengalaman saya.
Senin, 17 Nopember 2008, saya pulang mudik dari Temanggung naik motor. Ketika melewati trafic light (lampu bangjo) Prembun di pertigaan arah ke Wadaslintang, lampu menyala merah. Sayapun berhenti. Beberapa detik kemudian saya rasakan sepeda motor saya terdorong ke depan dengan keras - dan rubuhlah saya beserta sepeda motor. Ternyata sebuah angkutan pedesaan berplat AA 1021 D menabrak saya dari belakang.
Tanpa merasa bersalah sang sopir tetap duduk tenang di belakang kemudi, sementara saya krengkangan. Berikutnya saya minta sang sopir turun, dan saya tanya apa maunya. Jawabnya pun enak : Tidak sengaja Mas.
Tidak sepotong kata permintaan maaf darinya. Ya sudah ... , sayapun minta maaf
karena telah menghalangi jalannya. Saya sadar sayalah yang salah : karena telah berhenti saat trafic light menyala merah!

Saya ajak dia bersalaman dan saya cabut lanjutkan perjalanan.


Lanjut membaca “Jangan Berhenti di Lampu Merah !”  »»

09 November 2008

Buku Sekolah Elektronik, Murah dan Bermutu


Gombong - Lanthing.

Keluhan tentang buku mahal, di waktu mendatang sepertinya bakal berlalu. Pemerintah sejak setahun lalu telah meluncurkan Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang bisa diunduh (di download) dan diterbitkan oleh siapa saja. Pemerintah telah membeli hak cipta buku-buku sekolah elektronik tersebut, dan siapapun - tanpa harus ijin - bisa menerbitkan bahkan menjualnya dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Kualitas buku sekolah elektronik (BSE) inipun tidak diragukan. BSE telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Mendiknas No. 34 Tahun 2008 tertanggal 10 Juli 2008 Tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat kelayakan untuk Digunakan dalam Proses Pembelajaran.

Ihwal BSE murah dan bermutu ini bisa dibuktikan. Ambilah contoh, buku Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas IV SD/MI ukuran 17,5 x 25 cm setebal 114 halaman dengan cetakan berkualitas bagus hanya dipatok dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp. 7.382,-. Sementara Buku Matematika untuk Kelas 2 SD/MI dengan ukuran dan kualitas yang sama yang berisi 216 halaman, hanya dipatok dengar harga eceran tertinggi Rp. 13.827,-.

Nah kini pertanyaan ditujukan pada para guru dan kepala sekolah : Apakah para guru akan berpihak kepada masyarakat, dengan menggunakan BSE - walau fee yang didapat sangat kecil, atau bahkan tidak ada fee - sehingga beban masyarakat terkurangi, atau tetap akan menggunakan 'metode lama' menggunakan buku-buku yang berharga mahal yang fee nya besar hingga 25% a.d. 35%.

Lanjut membaca “Buku Sekolah Elektronik, Murah dan Bermutu”  »»

06 November 2008

Peserta Seleksi Kepala Sekolah Pertanyakan Hasil Seleksi


Kebumen - Lanthing.

Hasil seleksi kepala sekolah yang diumumkan Panitia Seleksi Kepala Sekolah dua minggu lalu, dipertanyakan beberapa peserta seleksi. Pasalnya pihak LPMP yang ditunjuk sebagai pelaksana ujian tidak menjelaskan secara rinci pembobotan konversi dari skor menjadi nilai.
Dra. Istyas, seorang peserta seleksi kepala sekolah dari SMA Negeri Petanahan mengatakan bahwa kalau mendasarkan pada jumlah skor item seleksi, dirinya menempati peringkat ke tiga dengan total skor 585,66 namun nilai yang dikeluarkan LPMP adalah 5851,59 (C+), sehingga dirinya masuk pada peringkat ke lima.
"Dari mana asal nilai 5851,59 yang dikeluarkan LPMP? Bagaimana pembobotan masing-masing item uji itu?" tanya Istyas.

Salah seorang anggota penguji dari LPMP, Yuli, yang dikonfirmasi mengenai bagaimana pembobotan tiap item mata uji, membenarkan bahwa memang benar ada pembobotan, namun pihaknya tidak bisa menjelaskan atau mempublikasikan prosentase pembobotan masing-masing item.
"Itu rahasia ... kalau peserta menginginkan penjelasan lebih lanjut, kami persilahkan untuk mengirim surat ke pihak penguji LPMP" ujar Yuli.

Berkenaan dengan jawaban pihak LPMP, Istyas mengaku telah berkirim surat permohonan penjelasan kepada Sekda cq Ketua Tim Seleksi Kepala Sekolah dengan tembusan kepada LPMP.

Sementara salah seorang anggota Tim Seleksi Kepala Sekolah, Agus Purwanto, mengatakan "Sudah semestinya dan menjadi hak peserta seleksi untuk memperoleh penjelasan dari pihak penguji LPMP, termasuk prosentase pembobotannya, karena begitulah substansi sebuah penilaian - kecuali ada hal-hal yang memang secara aturan dan keilmua harus dirahasiakan, ihwal uji psikologi misalnya".

Link : Nilai Seleksi kepala sekolah

Lanjut membaca “Peserta Seleksi Kepala Sekolah Pertanyakan Hasil Seleksi”  »»

04 November 2008

PNS Sebar Pamflet Kampanye di Sekolah?


Gombong - Lanthing (4/10/08)

Musim kampanye 2008 dimulai, para caleg sudah kebelet. Dan masyarakat melihat stiker, baliho, pamflet, dan berbagai alat peraga kampanye yang kadang cenderung 'narcis' bertebaran dimana-mana.
Tak terkecuali Sulistyo, M.Pd, calon anggota DPD Jawa Tengah. Beliau yang Ketua Umum PB PGRI pun menggelar kegiatan 'sosialisasi hasil mukernas PGRI' di hotel Candisari minggu kemarin, yang ujungnya bisa ditebak ... membagi-bagi leaflet tentang dirinya yang mencalonkan diri sebagai anggota DPD Jateng melalui jaringan PGRI Kabupaten Kebumen. Dan tersebarlah 'leaflet kampanye' itu di sekolah-sekolah.
Di SMA Negeri 1 Gombong misalnya, entah siapa yang membawa dan menyebarkan leaflet Sulistyo ini sudah tergeletak di meja guru. Sebuah strategi Sulistyo yang sangat jitu dan strategis.

PGRI Berpolitik Praktis?
Walaupun AD/ART PGRI jelas melarang PGRI berpolitik praktis, namun pada kasunyatan kegiatan yang cenderung mengarah pada penunggangan PGRI untuk politik praktis nyaris tak bisa dibantah. Paling tidak tercatat beberapa kali penunggangan PGRI oleh oknum=oknum pengurus PGRI terjadi. Lima tahun lalu Sudarto, MA yang kala itu menjadi Ketua PGRI Jateng dan ketika menjadi Calon Gubernur Jateng menggunakan jaringan PGRI untuk kampanye. Bahkan Sudarto memajang diri dan calon gubernur pasangannya di kalender PGRI.

Dimintai tanggapannya tentang hal ini, ketua Panwas Pemilu Kabupaten Kebumen, Imam Satibi, M.Pd.I, (03/10/08) mengatakan bahwa telah terjadi dua pelanggaran, pertama melanggar prinsip netralitas PNS (termasuk guru PNS), kedua sekolah termasuk yang dilarang untuk tempat berkampanye.
Pihaknya berharap agar siapapun untuk mematuhi rambu-rambu kampanye yang telah digariskan sesuai UU, khususnya peraturan KPU No. 19/2008.

Lanjut membaca “PNS Sebar Pamflet Kampanye di Sekolah?”  »»
 
©  free template by Blogspot tutorial