Lebih jauh Kunnaji menjelaskan bahwa sejak tahun lalu SMA Negeri 1 Gombong menerima 7 rombel masing-masing 32 siswa tiap rombel. Sementara tahun sebelumnya tiap rombel 40 siswa tiap rombel. Sehingga terjadi penurunan jumlah siswa baru yang diterima.
"Masyarakat menginginkan agar sekolah bisa menambah jumlah siswa baru yang diterima, shingga kami harus menambah satu rombel lagi, akibatnya kami harus membuat ruang kelas baru" ujar Kunnaji.
Beban Ortu Bertambah
Dipastikan beban orang tua dalam menanggung biaya pendidikan akan bertambah. Berdasarkan 'kallkulasi' sederhana, bila uang gedung Rp. 1,5 juta, uang seragam Rp. 0,5 juta, dan SPP untuk satu semester Rp. 125 ribu x 6 bulan (SMAN 1 Gombong menerapkan pembayaran sekali dalam satu semester via bank), maka total biaya yang harus ditanggung orang tua/wali murid baru sebesar Rp. 2,75 juta. Dan bila ditambah dengan biaya-biaya lain seperti biaya MOS dan tetek bengek lainnya bisa mencapai Rp. 3 juta.
Hal ini mengundang keprihatinan beberapa pihak, Drs. Rahmat Priyono, MM., pengurus PGRI Kebumen yang juga guru di SMAN 1 Gombong mengatakan bahwa pihak sekolah harus berempati terhadap masyarakat. Hal senada disampaikan koordinator Forum Pemerhati Anak Kebumen (FPA-K), Agus Purwanto. "Ditengah rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik dan penarikan subsidi BBM, kebijakan ini tidak berpihak pada masyarakat menengah-bawah" ujar Agus. Agus meminta agar komite sekolah menjalankan fungsinya, khususnya fungsi mediasi.