10 February 2009

Guru dan Karyawan SMAN 1 Gombong RAT Koperasi, Siswa Bali Gasik, Asyiiik ....


Gombong - Lanthing.

Bulan Januari s.d. Pebruari adalah musim Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi. Pun dengan KPRI Makmur SMA Negeri 1 Gombong, pada tanggal 10 Februari 2009 mengadakan ratap anggota tahunan. Rapat dilangsungkan di kantor guru sekolah setempat, dipimpin Ketua KPRI Makmur, Suhargo. Selain para anggota KPRI Makmur, tampak hadir kepala SMAN 1 Gombong, petugas dari DEKOPINDA, PKPRI Kebumen, dan Deperindagkop, serta aparatus koperasi lainnya.

Mengingat RAT dilaksanakan pagi hari, maka siswa-siswapun dipulangkan gasik (istilah kerennya yang eufimistik 'belajar mandiri'), jam 8.45.
Hal serupa (siswa dipulangkan gasik) juga terjadi seminggu sebelumnya saat RAT Koperasi guru di kecamatan Kuwarasan. Siswa SD di Kuwarasan dipulangkan jam 8.00. RAT di Kuwarasan ini bahkan dihadiri oleh ketua PB PGRI, Drs. Sulistyo, M.Pd, yang sekaligus nyambi kampanye karena ybs juga mencalonkan diri sebagai anggota DPD.

Dalam RAT KPRI Makmur SMAN1 Gombong terungkap adanya pelanggaran kesepakatan dalam pleno tahun lalu, yaitu pengurus mengabulkan pinjaman yang melebihi gaji anggota (bahkan gaji minus). Untuk pelanggaran ini ketua koperasi Makmur, Suhargo, minta maaf. Menurutnya pelanggaran ini berlatarbelakang kemanusiaan.
Sementara itu, salah satu anggota, Agus Purwanto, menyatakan kondisi darurat yang menyebabkan pengurus mengambil kebijakan memberikan pinjaman diatas pagu, harus diatur dalam anggaran rumah tangga.
"Minimal ada mekanisme pengambilan keputusan yang jelas" ujar Agus.
Berbeda penddapat, Rahmat Priyono, selaku pengawas KPRI Makmur, menyatakan bahwa hal itu tidak bisa diatur dalam anggaran rumah tangga.

Dalam pemilihan pengurus masih didominasi muka-muka lama, dan kembali terpilih ketua lama, Suhargo.

1 Comment:

Majlis SAKOBERE said...

Anggota koperasi (guru) yg cicilan utangnya lebih dari separo gajinya adalah fenomene umum, bahkan gajinya tidak cukup untuk nyicil utang juga ada, bahkan minus!.
Ini memang masalah 'kemanusiaan'. Sebagian memang karena terjadinya force majeur, atau kondisi darurat anggota koperasi, misalnya ybs atau keluarganya sakit dan memerlukan biaya sangat besar. Namun selebihnya adalah 'kemanusiaan' yang lain : MENTAL. Faktanya ada anggota yang gajinya nyaris habis untuk bayar cicilan, ya tetep udud nglepus, Jie-Sam-Soe lagi!. Ada juga yang untuk mbangun rumah magrong-magrong, bukankah itu kebutuhan sekunder?. Contoh lain yang paling fatal adalah manten Ka UPT Buayan yang 'pinjam' nama anggota koperasi hingga lebih 500 juta untuk .... BISNIS MOBIL dan MACET!

 
©  free template by Blogspot tutorial