09 September 2008

MTS : Bukan Saya yang Terima Setoran, Tapi Bu Rini



Kebumen - Lanthing.


Ketua Paguyuban Luser (lulus sertifikasi) jenjang SMA Kebumen, Drs. Muhtasim, M.Pd, menyampaikan bahwa yang menerima setoran dana bukan dirinya melainkan Dra. Rini Wiratmi, selaku bendahara paguyuban. Penegasan ini disampaikan menanggapi berita di blog Lanthing yang di upload kamis tgl 4 September 2008, tentang adanya setoran sejumlah uang untuk proses terbitnya surat keputusan hingga pencairan dana sertifikasi untuk guru-guru SMA.

Guru mapel PKn SMA Negeri 1 Kebumen ini merasa keberatan disebut menerima setoran sebab yang menerima setoran uang sejumlah total Rp. 250.000,- tiap guru, adalah Dra. Rini Wiratmi, guru SMA Negeri 1 Kebumen, selaku bendahara Luser jenjang SMA, dan bukan dirinya selaku ketua Paguyuban Luser jenjang SMA.

Dan pengumpulan dana itu adalah kesepakatan teman-teman, dari kita oleh kita dan untuk kita” tegas Muhtasim.

Selanjutnya Muhtasim, minta pemberitaan sebelumnya bahwa guru SMA Negeri 1 Kebumen berinisial MTS yang menerima setoran uang Rp. 100 ribu rupiah untuk mengurus sertifikasi dan Rp. 150 ribu rupiah untuk syukuran, diluruskan, agar tidak mencemarkan nama baik diri dan sekolahnya.

Siapapun tahu kalau guru SMA Negeri 1 Kebumen berinisial MTS itu adalah saya, Muhtasim” ujar guru PKn SMA SBI ini.

Penjelasan ini disampaikan Drs. Muhtasim, M.Pd, ketika klarifikasi dengan kontributor Lanthing, Agus Purwanto, di SMA Negeri 1 Kebumen hari Sabtu 6 September 2008, yang juga dihadiri Drs. Yayat Sumjaya dan Drs. Setiono Hadi selaku koordinator wilayah kulon kali paguyuban Luser jenjang SMA.

Sementara itu Drs. Yayat Sumjaya, mengatakan bahwa dirinya merasa terpojok dan disalahkan, karena dianggap telah ’bernyanyi’ mengenai biaya pengurusan dan syukuran sertifikasi.

Bahkan Pak Muhtasim cerita pada saya dan Pak Setiono hari sabtu pagi (06/09/08), bahwa Pak Maryono (Kabid Dikmen) mengatakan : apa boleh bulan puasa membunuh orang?, karena Pak Yayat sudah bernyanyi mengenai sertifikasi” ujar Yayat Sumjaya.

Pada klarifikasi tersebut disepakati untuk meng-upload transkrip pembicaraan via telpon malam sebelumnya (Jum’at 5 September 2008 Pkl. 22.25).

Berikut transkrip telpon antara Drs. Muhtasim, M.Pd, dengan kontributor Lanthing Agus Purwanto pada Jum’at 5 September 2008 Pkl. 22.25 WIB.

MTS : Hallo assalamu’alaikum

Agus : Wa’alaikum salam, Pak Muhtasim nggih?

MTS : Ya betul, siapa nih?

Agus : Saya Pak Agus

MTS : Oh, ya onten napa Pak Agus? Wah saya nggak enak ini, mbok konfir-masi dulu

Agus : hmhh yang enak saja … Pak.

MTS : Nuwun sewu Mas Agus, critanya gimana?

Agus : Ini nuwun sewu, kami sedang mengumpulkan informasi dulu Pak Muhtasim

MTS : Iya mangga ..

Agus : Njenengan ketuanya ya Pak Muhtasim?

MTS : Gini lho, awal-awalnya, tak crita ya Mas Agus … yang sudah lulus itu 9 orang kemudian saya kebetulan dipanggil oleh Tendik untuk yang SMA. Sebetulnya saya nggak mau, wong bukan urusan saya … tapi akhirnya Tendik bilang lha siapa yang ngurusi? Gitu … terus ada Bu Umi, ada Pak Arifin, untuk SMKnya Pak Ali, SMPnya Pak Widodo. Setelah itu kami kemudian … di SMA dibentuk semacam pengurus sendiri-sendiri … sifatnya dari kita pleh kita untuk kita gitu lho …

Agus : Jadi inisiatifnya dari Dinas P dan K ya Pak?

MTS : Ya bukan masalah inisiatif, gini Dinas P dan K kan didesak oleh angkatan 2006 karena ora cair-cair, 2007 juga kayak gitu … akhirnya diurusi bersama, kemudian kita juga maklum lah, akhirnya dengan temen-temen yang sudah lulus membentuk panitia per jenjang, SLTA sendiri, SMP sendiri dan sebagainya … ada bendaharanya ada sekretarisnya, dan semuanya sepakat. Setelah semuanya ada koordinasinya, kemudian kami nyusun daftar nominasi … masih berserakan di Kandep kemudian saya tatani sesuai dengan nominasi urut …

Agus : Oh … njenengan berarti mbantu Kandep gitu …?

MTS : Iyya … gitu lho … setelah itu bersama-sama berengkat ke Jakarta

Agus : Oo ..ke Jakarta? Itu bareng siapa Pak?

MTS : … iya kalau itu dibiarkan nggak ada yang ngurusi … itu nasib kita sendiri … lha ke Jakarta juga ada biayanya … jadi itu dari kita oleh kita untuk kita … gitu lho Mas Agus …

Agus : Berarti dengan orang Dinas ya Pak Muhtasim?

MTS : Gini lho Mas Agus … saya disebut di internet nyebutkan nama saya, saya rasanya sedih gitu lho …

Agus : Lha makanya ini saya klarifikasi …

MTS : Lha iya … ini untuk kepentingan kita bersama diurusin sampai ke Semarang, ke Jakarta ke Jogja, difotokopikan … semuanya … saya satu persenpun belum … semuanya akan dilaporkan kepada anggota sesuai dengan rinciannya …

Agus : Sebentar Pak Muhtasim … tapi dana itu betul ya? Jadi disetor seratus ribu, setelah cair …

MTS : Iya itu sesuai kesepakatan …

Agus : oke … oke sebentar … jadi setelah cair kemudian ada seratus lima puluh ribu …

MTS : gini … gini Mas Agus, sebelum cair ya … untuk ngurus ini ya … perlu kemana-mana ya padha rembugan … ya urunan sajalah … nah jumlahnya disamakan urunan seratus-seratus … nah kemana-kemana selalu bawa orang Kandep …

Agus : Oh … selalu bawa orang Kandep?

MTS : Lha iyyyaa ...

Agus : Njenengan ke Jakarta dulu dengan siapa Pak?

MTS : Pertama dengan Farid ...

Agus : O ... dengan Pak Farid …

MTS : berikutnya dengan Encep, terus dengan siapa itu … selalu dengan Dinas …

Agus : SPPDnya dari Dinas?

MTS : Sifatnya membantu Dinas gitu lho …

Agus : Oke ya ... ya …ya

MTS : Iya jadi tolonglah Mas Agus, jadi kalau apa-apa ya jangan langsung … saya nggak enak, saya gimana gitu lho …

Agus : Kemudian setelah cair … itu iuran lagi seratus limapuluh ribu untuk syukuran, betul nggak?

MTS : Iya … memang gini, setelah cair, saya kumpulkan, mereka juga padha ngumpulkan, ini setelah cair kita perlu ucapan terima kasih … tidak ada paksaan …

Agus : Untuk siapa Pak?

MTS : Ya untuk orang-orang Tendik, untuk Jakarta, untuk Semarang … ya kalau nggak ada yang ngurusi semacam itu ya … bagaimana cair? … dan itu juga dari kita oleh kita untuk kita …

Agus : Sebentar Pak, padahal kan sudah ada seratus ribu untuk ngurus, kurang itu Pak?

MTS : Semuanya akan dipertanggungjawabkan Mas Agus …

Agus : Nggih …, nggak, itu yang seratus ribu itu kurang?

MTS : Itu kan belum jelas, karena yang seratus ribu kan untuk administrasi, untuk nganah-ngeneh, untuk macem-macem dan sebagainya, masih ada tunggakan, akhirnya belum keluar juga, masih ada enam orang yang belum keluar untuk SMA … kalau nggak salah ada 32 yang belum keluar SKnya … nanti kalau sudah selesai, kalau ada uang sisa, nanti dikembalikan … karena belum selesai ini perjalanannya … lha nanti kalau sudah cair … mereka padha ngumpul dan ngumpulkan, bagaimana ini sudah cair apa perlu anu nggak … ya bukan inisiatif siapa-siapa … SD kan padha seratus limapuluh, untuk SMA kan katanya duaratus ya itu mangga kersa, kalau untuk SMK katanya seratus duapuluh, saya juga sampaikan kepada teman-teman, mangga njenengan mau ndak juga nggak apa-apa … ini hanya syukuran saja kepada mereka-mereka yang ikut membantu ngurusi …

Agus : Terkumpul berapa untuk SMA Pak?

MTS : Saya belum ngecheck semuanya …

Agus : Oke, njenengan di posisi ketua paguyuban?

MTS : Ya ketua, saya memang ditunjuk oleh temen-temen untuk ngurusi yang SMA …

Agus : Sekretarisipun sinten Pak?

MTS : Pak Saryono ...

Agus : Pak Saryono dari ...?

MTS : Ya dari SMA … biar mudah …

Agus : Bendaharanya Bu Rini dari SMA negeri 1 Gombong ya eh dari SMA 1 Kebumen?

MTS : Ya iya, pada waktu itu saya nggak mau pegang duit lah, katanya ada tulisan katanya disetorkan ke saya … lha saya nggak pernah pegang duit … masalah disetor saya juga nggak tahu … saya itu …

Agus : Ya saya informasi dari anu Pak, informasi dari lapangan, makanya kami crosscheck ke panjenengan

MTS : Nah, maka dari itu tolonglah … kalau mau anu … saya jadi nggak enak Mas Agus lah …

Agus : Oke … oke Pak, ini begini nanti kami akan anu lagi ... akan apa ... upload beritanya lagi to Pak ini …

MTS : Tolong ya … ini kan dari kita untuk kita … tolong beritanya diluruskan

Agus : Diluruskan seperti apa Pak penginnya panjenengan?

MTS : Ya diluruskan bahwa itu dari kita untuk kita … gitu lho … dan sayapun nggak … sepeserpun kan nggak disetorkan ke saya …

Agus : Betul … Ya itu memang informasi dari Pak Yayat …

MTS : Lho, Pak Yayat sendiri apa setor ke saya? Nah … makanya mau saya itu … besok … apa Pak Yayat setor ke saya nggak?

Agus : mmm … oke

MTS : gitu lho Mas Agus … tolong mangga berita itu diluruskan supaya nama saya dikembalikan … saya juga nggak mau lah … terus terang lah … njenengan kalau mau memperbaiki temen-temen ya mangga, tapi saya sampaikan apa adanya …

Agus : Iya … iya … terima kasih Pak Muhtasim nggih … matur nuwun … nyuwun pangapunten kalau ada yang keliru …

MTS : Ya tolong ya … mohon … mohon itu …

Agus : Ya … ya … makasih Pak Muhtasim nggih … assalamu’alaikum …

MTS : Wa’alaikum salam …

(Sebagai catatan beberapa menit sebelum pembicaraan telpon tersebut, kontributor Lanthing melalui layanan pesan singkat menanyakan : siapa yang menerima setoran iuran 100 ribu untuk ngurus pencairan dana sertifikasi dan 150 ribu untuk syukuran kepada Drs. Muhtasim, M.Pd, dan mendapat jawaban : jnengn sinten, setore teng bendahara bu rini sma 1 kebumen. Dan setelah dijawab identitas pengirim sms, Drs. Muhtasim, M.Pd. melengkapi jawaban melalui sms yang isinya : Sbelum saya jawab ak tak cerita awal mula bgn ak di bel sama tendik bu endah unk menemui di kantr disitu udh ada wakil sd dll diminta untk mbantu ttg sert krn tendk kwalhn tdn ak g mau tp dmt trs ak jadi mau kmdn ak kumpln tmn yg dah luls dn terbtk pgybn sma tuk ngrsi nasib sendiri)


Pagi harinya (06/09/08 pkl 06.26) Drs. Muhtasim, M.Pd., kembali mengirim sms yang berisi : Ass, mas agus yth sth kami mengrs bersama baik ke jkt, smg dn jogja biyaya ditanggng bersama antr pgybn dr uang yg srts, sdg yg sykrn untk membtu kami baik dinas kab, prop dn jkt, klu sisa akn dikemblkan ke anggota.

 
©  free template by Blogspot tutorial