20 June 2008

MOS (Masa Orientasi Siswa) TANPA KEKERASAN


Kebumen - Lanthing.

Ciptakan MOS (Masa Orientasi Siswa) Tanpa Kekerasan. Demikian jargon Majlis SAKOBERE menyikapi datangnya tahun pelajaran 2008/2009. Jargon ini diterakan pada T-Shirt yang dibagikan pada para peserta Semiloka bertajuk : Kebijakan Perlindungan Anak di Sekolah. Semiloka yang digelar pada 18 s.d. 19 Juni 2008 di MTs Negeri 1 Kebumen, Jl. Tentara Pelajar No. 29 Kebumen, menghadirkan Dra. Nurrohmah, D.I.H, Psikolog yang membawakan paparan Pendidikan yang Humanis. Juga Drs. H. Dawamudin Masdar, kepala MTs Negeri 1 Kebumen dengan paparan ihwal anak dan perlindungannya menurut Islam, dan dari Plan PU Kebumen Sri Djoko Yunanto yang memaparkan tentang Hak Anak, Pendidikan Inklusi, dan SIP (School Improvement Program).

Hari kedua peserta yang terdiri dari berbagai komponen, termasuk perwakilan anak dari berbagai sekolah, mencoba membuat pemetaan tentang situasi perlindungan anak di sekolah. Sesi ini disambut antusias oleh peserta. Terjadi diskusi hangat dan alot ketika masing-masing kelompok menyampaikan paparan, khususnya ketika pemaparan menyangkut masih adanya indikasi tindak kekerasan di sekolah. “Sekolah kami ini semi militer sehingga hukuman fisik adalah hal biasa dan kami anggap wajar saja” ungkap seorang siswa dari SMKN 1 Puring (jurusan Ilmu Pelayaran). Namun pernyataan siswa ini dibantah sendiri oleh guru Bimbingan Konseling dari sekolah yang sama “Saya perlu meluruskan, bahwa istilah semi militer di sekolah kami itu tidak ada, itu hanya istilah dari anak-anak saja”. Namun guru BK ini mengakui bahwa praktik-praktik ‘kekerasan’ model militer ini masih ada, seraya meminta bantuan dari Dewan Pendidikan (merupakan salah satu undangan) agar kekerasan yang sudah sistemik di SMKN 1 Puring bisa dihentikan.

Pada sesi akhir peserta membuat rekomendasi yang ditujukan kepada para pemangku kewajiban dan pemangku kepentingan. (d_224)

0 Comments:

 
©  free template by Blogspot tutorial