Gombong - orasakobere.
Jam baru menunjukkan pk. 07.10 seorang guru baru saja membacakan sebuah soal ketika tiba-tiba seorang tamu tak dikenal diantar wakil kepala urusan kurikulum mengetok pintu. Waka kurikulum menyampaikan bahwa kelas dan muridnya akan melakukan try out oleh sebuah kelompok bimbel (bimbingan belajar), dan mempersilahkan sang guru keluar kelas.
Ketika ditanyakan mengapa mendadak dan tanpa koordinasi, waka kurikulum berkilah bahwa pengumumannya sudah ditempel di ruang guru. Dan terpaksa sang guru menyampaikan kepada murid-muridnya bahwa pelajaran dihentikan dan akan dilanjutkan dengan try out. Pemberitahuan ini disambut dengan teriakan huuuu ... dari murid-murid menyatakan ketidaksetujuannya. Hari itu hingga jam 10.00 seluruh kelas XI digunakan untuk 'try out' oleh bimbingan belajar Neutron Yogyakarta. Hal ini terjadi di SMA Negeri 1 Gombong, selasa 18 Mei 2010.
Beberapa guru yang jam pelajarannya terpotong program try out menyatakan kekecewaannya ihwal penggunaan jam pelajaran untuk acara try out bimbel yang tanpa dirembug dulu tapi langsung diumumkan secara sepihak oleh waka kurkulum. Sudah menjadi rahasia umum bahwa model try out ini dilakukan bimbel (yang tentu saja bekerjasama dengan manajemen sekolah) merupakan ajang promosi.
Bahkan salah seorang guru, Agus Purwanto, menggerutu melalui jajaring facebook : "Ini sekolah apa pasar".
Perubahan Sepihak Model Ulangan
Ihwal tidak partisipatifnya dalam pengambilan keputusan di SMA Negeri 1 Gombong ternyata terjadi juga pada model ulangan umum. Rapat guru pada awal tahun pelajaran menyepakati bahwa ulangan umum semester dan ulangan umum kenaikan kelas dilaksanakan mandiri oleh guru (soal dibuat sendiri oleh guru mata pelajaran dan diujikan pada jam pelajaran masing-masing). Namun tiba-tiba tanpa dirembug dulu pihak waka kurkulum dengan persetujuan kepala sekolah mengubah model ulangan umum yang telah disepakati dan dilaksanakan lebih dari lima tahun, menjadi model laiknya UN (Ujian Nasional). Waka kurikulum langsung mengedarkan jadwal ulangan kenaikan kelas tertanggal 17 Mei 2010. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Gombong, Drs. Kunnaji, yang dikonfirmasi ihwal perubahan ini, mempersilahkan menanyakan langsung kepada waka kurikulum.
Sementara waka kurikulum, Wahyu Sapto Hartono, S.Pd., ketika ditanya mengapa mengingkari kesepakatan menyatakan : ketika tidak terjadwal padha ribut, karena jare ada seharian klas ulangan penuh ... minta dijadwal, jadi dijadwal dan kebetulan masih ada dana BOMM untuk penggandaan naskah, karena dana untuk UH (ulangan harian) klas XII belum terserap habis jadi bisa untuk kopi soal ulangan sekarang.
Model ulangan seperti UN ini akan memakan biaya besar dan dinilai beberapa pihak tidak efektif.
0 Comments:
Post a Comment