Gombong - orasakobere.
Pak Trisno, demikian beliau dipanggil tetangga dan kerabatnya. Karena usianya yang telah berangkat senja beliau sering pula dipanggil Mbah Trisno. Beliau 'hanyalah' seorang pensiunan guru SD (kepala sekolah). Ya beliau memang seorang pensiunan, namun bila kita berpikir bahwa Mbah Trisno adalah stereotipe pensiunan seperti lazimnya, kita akan menjumpai kenyataan lain. Warga Gandusari, kecamatan Kuwarasan yang telah tujuh tahun pensiun ini adalah seorang aktivis yang sangat militan.
Pak Trisno, demikian beliau dipanggil tetangga dan kerabatnya. Karena usianya yang telah berangkat senja beliau sering pula dipanggil Mbah Trisno. Beliau 'hanyalah' seorang pensiunan guru SD (kepala sekolah). Ya beliau memang seorang pensiunan, namun bila kita berpikir bahwa Mbah Trisno adalah stereotipe pensiunan seperti lazimnya, kita akan menjumpai kenyataan lain. Warga Gandusari, kecamatan Kuwarasan yang telah tujuh tahun pensiun ini adalah seorang aktivis yang sangat militan.
Ambilah contoh, beliau pernah mendatangi kantor PJKA Purwokerto, 'hanya' untuk urusan perlintasan rel kereta api di jalan Puring yang aspalnya terlepas, berlubang, dan membahayakan pengguna jalan. Hal serupa pernah pula beliau lakukan ke kantor PLN untuk urusan sejenis (urusan listrik tentu saja). Berbagai kegiatan sejenis ia lakoni, nyaris tiap hari beliau memantau radio, dan berpartisipasi menelpon dalam acara dialog interaktif, mengusulkan berbagai hal untuk perbaikan masyarakat. Tercatat beliau adalah aktivis Dialog Interaktif 'Selamat Pagi Bupati' di Ratih TV dan Radio InFM Kebumen, juga pada acara Dialog Interaktif Pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kebumen di radio Prima FM setiap selasa (malam rabu).
Beliau berprinsip bahwa apa yang dilakoninya adalah ibadah untuk persiapan menghadap Sang Pencipta.
Beliau berprinsip bahwa apa yang dilakoninya adalah ibadah untuk persiapan menghadap Sang Pencipta.
0 Comments:
Post a Comment