11 March 2011

Hingga Maret 2011 Dana BOS Belum Cair

Gombong - orasakobere.

Hingga bulan Maret 2011 dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk SMP belum juga dicairkan. Hal ini dikeluhkan seorang pengelola SMP swasta. Seorang guru yang menangani keuangan sebuah SMP swasta menyatakan bahwa pihaknya sangat kerepotan untuk mengatasi belum cairnya dana BOS. "Bulan januari kemarin, kami masih bisa ngiguh, tapi ketika bulan Maret ini dana BOS belum juga cair, kami kebingungan bagaimana membayar guru-guru" ujarnya. "Guru-guru SMP kami kan bukan PNS" imbuhnya lagi. Sementara berdasarkan informasi Kepala UTP Dinas Dikpora Petanahan, Tukijan, menyatakan bahwa dana BOS untuk SD telah cair tanggal 25 Februari 2011.

Media Indonesia mengabarkan bahwa Mendiknas, M. Nuh mengakui masih ada 400 kabupaten/kota di Indonesia belum meneruskan dana BOS ke rekening sekolah-sekolah penerima, padahal pemerintah pusat malalui Kemenkeu sudah mentransfer dana BOS ke pemerintah daerah sejak 26 Desember 2010. Belum cairnya dana BOS hingga bulan Maret 2011 ini seolah membenarkan kekhawatiran berbagai kalangan sebelumnya bahwa dana BOS ini akan mengalami hambatan bila harus melalui pemerintah daerah. Seperti diketahui penyaluran dana BOS tahun ini melalui pemerintah daerah, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang langsung disalurkan ke rekening sekolah-sekolah penerima BOS.

Lanjut membaca “Hingga Maret 2011 Dana BOS Belum Cair”  »»

10 March 2011

Peroleh Buku Paket, Cukup Bayar 'Ongkos Kirim' Rp. 5 Ribu



Gombong - orasakobere.

SMA Negeri 1 Gombong mendapat buku paket sejumlah 837 buku, namun diharuskan membayar 'ongkos kirim' buku sejumlah Rp. 5 ribu tiap buku. Hal ini dilaporkan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana, Suhargo, pada rapat koordinasi guru karyawan SMA Negeri 1 Gombong, kamis 10 Maret 2010. Menurut Suhargo pihaknya diyawari seseorang bernama Yuslim yang menyatakan bahwa ada buku paket mata pelajaran SMA, dan bila SMA Gombong berminat akan diberikan namun diwajibkan membayar ongkos kirim sebesar Rp. 5 ribu tiap buku. Lebih jauh Suhargo menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan dirinya telah memesan sebanyak 837 buku, dan kini buku-buku paket tersebut telah dikirim.

Berdasarkan pemantauan kontributor 'Ora Sakobere', buku-buku paket mata pelajaran tersebut bertuliskan 'Milik Negara - Tidak Diperjualbelikan'. Hal ini mengundang pertanyaan, karena biasanya buku-buku paket semacam ini dikirimkan oleh Kemendiknas melalui Dinas Dikpora, dan bukan didistribusikan oleh perorangan, apalagi dengan mengenakan 'ongkos kirim' sebesar Rp. 5 ribu setiap buku yang dikirim.
"Pak Yuslim ini bukan orang Dinas Dikpora, beliau menawari kami bila mau, namun kalau tidak mau membayar Rp. 5 ribu tiap buku, akan diberikan kepada sekolah lain yang bersedia membayar ongkos kirimnya" terang Suhargo.

Lanjut membaca “Peroleh Buku Paket, Cukup Bayar 'Ongkos Kirim' Rp. 5 Ribu”  »»
 
©  free template by Blogspot tutorial