31 March 2009

Lagi, Murid SMA Gombong Meninggal Kecelakaan


Gombong - 31 Maret 2009.

Terjadi lagi kecelakaan yang menelan korban jiwa. Kali ini menimpa Retno Romliana siswi kelas X-4 SMA Negeri 1 Gombong. Menurut kabar yang diterima dari Pembina OSIS SMA Negeri 1 Gombong, Haryadi, S.Pd, kecelakaan terjadi sekitar jam 08.30 ketika Eva Widiyanti Hidayat yang memboncengkan Retno Romliana dengan sepeda motor hendak menyalip truk di jalan Gombong-Karangbolong yang sempit, dari arah berlawanan datang sepeda motor dan merekapun bersenggolan sehingga Retno Romliana yang doboncengkan terpental. Retno sempat dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Gombong, tapi nyawa Retno tidak bisa diselamatkan. Sementara Eva Widiyanti Hidayat, murid sekolah yang sama kelas X-6, selamat.

Retno Romliana adalah warga desa Rogodadi RT 01 RW 02 Kecamatan Buayan Kebumen, merupakan anak kedua dari Sandiarjo. Retno tercatat merupakan alumni dari SMP Negeri 1 Buayan.

Kabar meninggalnya Retno membuat teman-teman sekelasnya histeris. Sebagian teman Retno di kelas X-4 tampak shock. Siang itu juga lepas shalat Dhuhur, seluruh murid, guru, dan karyawan bertakziah ke rumah duka di desa Rogodadi Buayan.

Kecelakaan ini merupakan kecelakaan kedua di tahun 2009 yang meminta korban jiwa murid SMA Negeri 1 Gombong. Kecelakaan serupa sebelumnya terjadi pada Jum'at 6 Januari 2009, Rizky Thoriq Yahya, murid kelas XII IPA3 SMA Negeri 1 Gombong juga tewas akibat kecelakaan lalulintas.

Kita doakan arwah almarhumah mendapat tempat yang baik disisi Allah SWT. Amin. Dan keluarga besar SMA Negeri 1 Gombong bisa mengambil hikmah dari dua peristiwa memilukan ini, dengan menggelar program preventif 'Safety Riding' misalnya.



Lanjut membaca “Lagi, Murid SMA Gombong Meninggal Kecelakaan”  »»

Sampah ..Oh ... Sampah ...



Gombong - 31 Maret 2009.


Minggu ini mapel kimia kelas X mulai materi 'Pencemaran'. Murid-murid secara kelompok ditugasi untuk mengamati berbagai bentuk pencemaran di lingkungan sekolah. Menarik, murid-murid sangat peka terhadap lingkungannya. Itu terlihat ketika beberapa kelompok mulai presentasi.

Berdasarkan pengamatan, beberapa bagian lingkungan di sekolah kategori SKM ini masih terlihat kotor. Hal ini terlihat di bagian belakang kelas XI, pojok warung belakang kelas X-1, dan beberapa tempat lain. Sistem pembuangan sampah juga masih belum memilah antara sampah organik dan anorganik (plastik).

Juga ditemukan sampah-sampah yang dibuang di laci meja siswa, bercampur dengan buku-buku pelajaran, sandal jepit, kaos olahraga, topi, hingga mukena yang sengaja ditinggalkan dan tidak dibawa pulang ketika pelajaran usai.
Menurut beberapa siswa, hal itu (meninggalkan buku pelajaran dan barang lain di laci meja) dilakukan karena berat bila tiap hari harus membawa buku-buku, khususnya buku cetak.

Beberapa kelompok diskusi membuat usulan yang menarik, mulai dari program jum'at bersih, pembiasaan hidup sehat, membuang sampah pada tempatnya, hingga membuat 'reboisasi' sekolah.

Lanjut membaca “Sampah ..Oh ... Sampah ...”  »»

25 March 2009

Wisuda Sertifikasi Guru Diumumkan


Gombong - Lanthing.

Setelah ditunda, akhirnya wisuda/pemantapan para guru yang telah lulus sertifikasi dijadwalkan. Pihak UNY selaku penyelenggara mengumumkan pelaksanaan wisuda melalui website http://www.sertifikasiguru.uny.ac.id.
Berikut pengumumannya :

Bagi guru-guru yang dinyatakan LULUS pada Penilaian Portofolio, PLPG dan Ujian Ulang akan dilaksanakan WISUDA/Pemantapan pada :

DINAS : SABTU, 4 APRIL 2009 Pkl. 08.00 WIB - selesai di GOR UNY

DEPAG : SELASA, 7 APRIL 2009 Pkl. 08.00 WIB - selesai di AUDITORIUM UNY.

Lanjut membaca “Wisuda Sertifikasi Guru Diumumkan”  »»

24 March 2009

The Jakarta Post yang Tak Terbaca


Gombong - Lanthing.

Berbagai majalah dan koran dilanggan oleh perpustakaan SMA Negeri 1 Gombong. Sekolah rintisan SKM (Sekolah Kategori Mandiri) ini berlanggan mulai Harian KOMPAS, Hello, Panyebar Semangat, Nova ... hingga The Jakarta Post.

Murid dan guru sangat antusias, hampir semua media terbaca, kecuali ... The Jakarta Post. Koran berbahasa Inggris terbitan seharga Rp. 6.500 per edisi ini yang selalu dikirim dalam bungkusan kertas berlapis plastik nan rapi, nyaris tak pernah dibuka oleh petugas perpustakaan. Koran ini selalu terlihat menumpuk hingga puluhan, dan masih terbungkus rapi.
Kenapa tidak dibuka? Apakah karena koran ini berbahasa Inggris? Tapi mengapa majalah Hello yang juga berbahasa Inggris justru sangat diminati oleh siswa?


Lanjut membaca “The Jakarta Post yang Tak Terbaca”  »»

21 March 2009

Pemantapan/Wisuda Sertifikasi Diundur

Gombong - Lanthing.

Harapan para guru untuk beroleh sertifikat pendidik agaknya harus tertunda sejenak. Pihak UNY selaku penyelenggara mengumumkan penundaan melalui situsnya, isinya :
Bagi guru yang telah dinyatakan lulus portofolio, PLPG, atau ujian ulang baik untuk Dinas Pendidikan maupun Departemen Agama, pemantapan/wisuda yang rencananya akan dilaksanakan SENIN, 23 Maret 2009 diundur hingga awal April 2009. Terima kasih (sumber www.sertifikasiguru.uny.ac.id)

Lanjut membaca “Pemantapan/Wisuda Sertifikasi Diundur”  »»

17 March 2009

Sekolah Kategori Mandiri, Tidak Nyambung ...

Gombong - Lanthing.

Sekolah Kategori Mandiri (SKM) memungkinkan seorang murid SMA lulus lebih cepat dari tiga tahun. SKM juga akan membuat SMA laiknya kampus dengan sistem kredit semester (murni), SKM membuat pembelajaran lebih berPAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), SKM juga akan membuat lulusan lebih 'bermutu' dan seterusnya. Itu teori yang ada dalam buku proyek. Faktanya? Ibarat jauh panggang dari api ... tidak pernah mateng.

Salah satu sekolah yang ditunjuk menjadi SKM di Kebumen adalah SMA Negeri 1 Gombong. Namun memasuki tahun kedua program SKM berjalan di SMA Negeri 1 Gombong, indikator-indikator pencapaian SKM belum nampak di sekolah ini. Moving Class? Belum. IT oriented juga belum. Apalagi murid pintar yang bisa lulus lebih cepat dari tiga tahun ... belum.

"Pemerintah harus menyelenggarakan minimal dua kali Ujian Nasional, agar bisa seperti itu (murid lulus lebih cepat - Red)" ujar M. Priyono, seorang pejabat Dinas Dikpora ketika monev SKM di SMA Negeri 1 Gombong (17 Maret 2009).

Komentar Sakobere :
SKM itu kan proyek ... tahu sendirilah, proyek sering gak nyambung. Untuk SMAN Gombong yang penting bagaimana meningkatkan mutu. Input sudah bagus ... cobalah mulai menggunakan IT untuk pembelajaran - guru-gurunya dilatih ... sarana IT dilengkapi, hotspot dipasang secukupnya - tiap kelas disediakan LCD projector, gurune dicicilna laptop, trus dilatih dan dipakai untuk pembelajaran ... wis ... InsyaAllah prestasi melesat ...

Lanjut membaca “Sekolah Kategori Mandiri, Tidak Nyambung ...”  »»

Kang Satibi ... Apa Boleh Kampanye di Sekolah?


Alat peraga kampanye di atas ditemukan di meja depan (meja pimpinan rapat) ruang guru sebuah SMA di Gombong. Tidak jelas dan tidak diketahui asal muasal dan bagaimana alat peraga kampanye ini sampai disitu.

Lanjut membaca “Kang Satibi ... Apa Boleh Kampanye di Sekolah?”  »»

Murid Bolos Akan Ditertibkan

Kebumen - Lanthing.

Murid-murid yang membolos pada jam-jam sekolah akan ditertibkan. Hal ini terungkap pada acara 'Selamat Pagi Bupati' selasa 17 Maret 2009. Dalam acara yang digelar mulai pk. 06.00 s.d. 06.30 yang menghadirkan Bupati Kebumen dan Kasie Penertiban Umum Satuan Polisi Pamong Praja (satpol PP). Menurut Kasi Satpol PP Pemkab Kebumen, penertiban ini akan dilakukan sehubungan dengan banyaknya keluhan masyarakat tentang murid-murid yang membolos saat jam pelajaran.
Bupati Kebumen mendukung kegiatan ini agar kondisi proses belajar menjadi lebih baik.

Pesan Sakobere :
Pak Satpol, jangan lupa murid-murid itu statusnya masih anak-anak. Maka hati-hatilah karena penertiban yang keliru bisa menimbulkan trauma kejiwaan bagi anak-anak yang di'tertibkan'. Jadikan UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak sebagai acuan langkah kerja.
Disisi lain, murid-murid bolos itu lebih disebabkan suasana sekolah yang kurang kondusif : suasana kelas yang membosankan, guru yang tidak berPAKEM, dan segudang masalah-masalah lainnya.

Lanjut membaca “Murid Bolos Akan Ditertibkan”  »»

16 March 2009

UN Akan Segera Digelar, Guru Baru Dilatih

Karanganyar - Lanthing.

Dalam rangka menyiapkan Ujian Nasional, Dinas Dikpora mengadakan pelatihan guru. Pelatihan dikhususkan bagi guru-guru untuk mata pelajaran UN guna memberikan bekal teknik-teknik agar hasil UN di Kebumen meningkat.
Pelatihan dilaksanakan di Hotel Candisari Karanganyar. Pelatihan yang digelar pada pertengahan Maret 2009 selama total empat hari, dirasa sangat mepet dengan pelaksanaan UN yang akan digelar pada akhir bulan April 2009.
Untuk menghadiri pelatihan ini guru-guru mapel UN, yang juga guru kelas XII SLTA, dan kelas IX SLTP ini harus meninggalkan sekolah - yang berarti meninggalkan siswa yang tengah butuh banyak bimbingan dalam menghadapi UN.

Berbagai pihak menyayangkan pelaksanaannya yang mepet dengan pelaksanaan UN.
"Mepet banget waktunya, dan bisa jadi kontraproduktif karena siswa kelas XII harus saya tinggal ke pelatihan ini" ujar seorang guru SMA.
Pihak Dikpora berdalih pelatihan baru bisa diselenggarakan karena dananya baru cair.

Alamak ...

Lanjut membaca “UN Akan Segera Digelar, Guru Baru Dilatih”  »»

... Indonesia Raya ..., Hallou ..uuw ... ya ... ya gimana ...

Gombong - Lanthing.

Upacara bendera tiap senin di sekolah-sekolah, seolah menjadi suatu rutinitas yang bagi sebagian orang dianggap kurang bermakna.
Pada senin 16 Maret 2009, SMA Negeri 1 Gombong pun mengadakan upacara bendera. Saat berkumandang lagu Indonesia Raya, tiba-tiba handphone seorang peserta upacara di barisan yang berada di beranda koperasi (barisan di hadapan siswa) berdering. Dan seolah tanpa beban sang empunya handphone tanpa merasa risi sambil keluar barisan menerima panggilan. "Hallaooo ...uw ... ya ... ya ..."

Beberapa menit kemudian dari barisan yang sama, seorang peserta upacara lainnya keluar barisan - sekali lagi karena ada panggilan dari handphonenya ...

Alamak ....

Lanjut membaca “... Indonesia Raya ..., Hallou ..uuw ... ya ... ya gimana ...”  »»

11 March 2009

Setahun Diajukan, Ijin Belajar Belum Turun

Kebumen - Lanthing.

Walau sudah diajukan sejak setahun lalu ijin belajar tidak kunjung turun. Hal ini dialami Suwati, seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Putra Manunggal Gombong. Melalui suaminya, guru PNS alumni D3 IKIP Jogja ini menyatakab bahwa dirinya tidak mengerti mengapa Bupati Kebumen tidak juga memberikan ijin belajar. Padahal telah ada surat dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No. 826.5/38232 yang meminta pejabat yang berwenang di kabupaten kota untuk membantu memberikan rekomendasi/izin belajar bagi para guru yang melanjutkan studi ke S-1/D-IV Kependidikan.

Dalam surat tertanggal 2 November 2007 dan ditandatangani oleh Kepala Dinas Provinsi Jateng, Drs. Kunto Nugroho HP, M.Si, dijelaskan bahwa berdasarkan PP No. 19/2005 Tentang Standar Nasional pendidikan dan UU No. 14/2005 Tentang Guru dan Dosen, mensyaratkan adanya kualifikasi pendidikan minimal untuk jabatan guru adalah S-1/D-IV. Selanjutnya untuk membantu/member peluang dan kesempatan kepada guru, khususnya guru PLB (SDLB/SLB) yang belum memiliki ijasah S-1/D-IV Kependidikan , Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng telah bekerjasama dengan UNS Surakarta untuk menyelenggarakan pendidikan S-1 Program Studi Pendidikan Luar Biasa/Pendidikan Khusus. Berkaitan dengan hal tersebut, mulai tahun ajaran 2007/2008 UNS menyelenggarakan Program Penyetaraan S-1 Program Studi Pendidikan Luar Biasa/Pendidikan Khusus.

Seorang guru SLB, Surip, mengatakan bahwa penyelenggaraan Program Penyetaraan ini berlangsung di dua tempat, yaitu untuk wilayah Slawi, Tegal, Purbalingga, Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo dan Magelang perkuliahan diadakan di Kebumen dan untuk wilayah Jateng lain kuliah diselenggarakan di kampus UNS Surakarta.
“Hanya mahasiswa dari Kebumen yang ijin belajarnya belum turun, sementara mahasiswa dari daerah lain semua telah turun” ungkap Surip.

Sementara itu staf BKD Kebumen, Turiman, SH., kepada contributor Lanthing menyampaikan bahwa untuk ijin belajar guru SLB hingga saat ini memang belum disetujui dan perlu disidangkan. Lebih lanjut Turiman menyatakan akan mempelajari dan menyampaikan ihwal ijin belajar pada pimpinan BKD.

Informasi yang diperoleh Lanthing dari berbagai sumber, pengelolaan SLB ini ambigu. Ambil contoh dalam hal ketenagaan, pendidik (guru) dan tenaga kependidikan di SLB. Sebagian guru SLB ada yang merupakan pegawai pemerintah provinsi Jawa Tengah, dan sebagian lagi merupakan pegawai pemerintah kabupaten Kebumen. Di SLB Putra Manunggal Gombong misalnya, terdapat empat guru pegawai pemprov Jateng dan tiga orang pegawai pemkab Kebumen, dengan selisih penghasilan (gaji dan tunjangan lain) mencapai Rp. 700 ribu lebih banyak untuk pegawai pemprov Jateng.


Lanjut membaca “Setahun Diajukan, Ijin Belajar Belum Turun”  »»

03 March 2009

Lima Juta Rupiah, Biaya Penyambutan Kepala SMA Negeri 1 Gombong


Gombong - Lanthing.

Hari ini selasa 3 Maret 2009 mulai pk. 09.30 berlangsung acara Penyambutan Kepala SMA Negeri 1 Gombong, Drs. Kunnaji. Drs. Kunnaji yang semula kepala SMA Negeri 1 Rowokele menggantikan Drs. Karyono yang selesai masa jabatannya (terinformasi bahkan masa jabatan Drs. Karyono, telah diperpanjang selama 15 bulan).
Acara seremonial dan lebih bernuansa hiburan ini menurut ketua Panitia, Drs. Suwoto, menghabiskan anggaran Rp. 5 juta rupiah yang dananya berasal dari anggaran komite sekolah.
Ihwal biaya penyambutan yang mencapai Rp. 5 juta, seorang guru BK, Romelan, S.Pd mengatakan bahwa acara ini lebih bersifat hura-hura dan menghamburkan dana.

Dalam sambutannya kepala sekolah baru, Drs. Kunnaji, menyatakan bahwa dirinya berniat beribadah dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala SMA Negeri 1 Gombong. Namun Drs. Kunnaji tidak menyinggung apa program yang akan dijalankan maupun pandangan-pandangannya tentang kepemimpinan sekolah, padahal sebagian hadirin, khususnya para guru berharap mendengar paparan visi-misi hingga program yang bakal dijalankan.

Tampak hadir seluruh warga SMA Negeri 1 Rowokele, Komite SMA Negeri 1 Gombong, para mantan kepala, dan koordinator MKKS, serta guru dan karyawan SMA Negeri 1 Gombong.

Lanjut membaca “Lima Juta Rupiah, Biaya Penyambutan Kepala SMA Negeri 1 Gombong”  »»

02 March 2009

Sertijab Kepala Sekolah Tidak Efisien

Rowokele - Lanthing.

Serah terima jabatan (sertijab) kepala sekolah dinilai beberapa pihak tidak efisien dan boros. Seperti diberitakan buletin Lanthing minggu lalu, Pemkab Kebumen telah menetapkan kepala sekolah yang lolos seleksi pada sekolah-sekolah yang kosong. Pada hari Jum'at (20/02/09) diselenggarakan acara pelantikan kepala sekolah oleh Pemkab Kebumen (BKD). Seminggu kemudian pada Jumat 27 Pebruari 2009 Dinas Dikpora melaksanakan serah terima jabatan di Kantor Dinas Dikpora.
Ternyata acara belum selesai, masing-masing sekolah kemudian mengadakan acara lepas sambut. Acara yang berturut-turut nan seremonial ini sangatlah tidak efisien dan jelas boros dari sisi biaya, mengingat biaya untuk segala tetek bengek acara ini bukan berasal dari kocek pribadi kepala sekolah melainkan dari APBD dan dari anggaran komite sekolah. Ujungnya segala biaya tersebut akan menjadi beban orang tua murid.
Menurut Ketua SAKOBERE, Agus Purwanto, semestinya pemkab bisa lebih efisien "Acara pelantikan dan sertijab sekalian kan bisa, kenapa Dinas Dikpora mesti menyelenggarakan sendiri. Dan sekolah bisa menyelenggarakan lebih sederhana" tutur Agus.

Di SMA Negeri Rowokele misalnya, pada sabtu 28 Pebruari 2009 diadakan acara penerimaan Waldiyono sebagai kepala sekolah yang baru dan pelepasan Kunaji yang akan bertugas di SMAN 1 Gombong. Dilanjutkan Senin 2 Maret 2009 sekolah ini mengadakan acara mengantar Agus (seorang guru SMAN Rowokele yang lolos seleksi kepala sekolah) untuk bertugas di SMAN Ayah. Kemudian hari ini selasa 3 Maret 2009 warga sekolah ini akan mengantar Kunaji untuk bertugas di SMAN 1 Gombong.
Selain boros waktu dan biaya, acara seremonial ini juga merugikan murid karena SMA Negeri Rowokele selama tiga hari berturut-turut memulangkan lebih dini (bali gasik) murid-muridnya.

Dihubungi melalui layanan pesan singkat, seorang Pengawas Dikpora, Drs. Teguh Supriyadi menyatakan bahwa semestinya siswa tidak dikorbankan. Sementara Drs. Maskemi, M.Pd., seorang pejabat Dikmen Dinas Dikpora menyatakan bahwa sertijab sudah dilaksanakan massal di Dikpora Kebumen. Namun Maskemi tidak menjelaskan apakah masih diperlukan 'sertijab' ulang di masing-masing sekolah.
Terpisah, Kepala Bapeda Kebumen, Arif Irwanto, M.Si. menyatakan bahwa Pemkab telah mengadakan pelantikan pada tanggal 20 Pebruari 2009 "Saya kira cukup sekali saja, atau digabungkan" ujar Arif.

Namun tidak semua sependapat ihwal ketidak efisienan seremoni sertijab kepala sekolah. Wartiyem misalnya, pustakawan SMA Negeri Gombong yang juga anggota Dharma Wanita Dinas Dikpora Kebumen mengatakan "Ya enggak to ... itu wajar saja, dan lagi peduli amat dengan pemborosan anggaran toh itu bukan duit kita ... biarin saja, yang penting kita bisa ikut makan enak". Hal ini diamini oleh Indah Sugiharti, alumni Kimia UNNES yang kini mengajar Bahasa Jawa ini mengatakan "Apalagi saya yang hanya GTT, pusing-pusing amat memikirkan hal itu ... hidup saya sudah susah".

Dan hari ini, SMA Negeri 1 Gombong memulangkan muridnya Pk. 09.15. "Bali gasik lagi .... asyiiik" teriak murid-murid dengan gembira.

Lanjut membaca “Sertijab Kepala Sekolah Tidak Efisien”  »»
 
©  free template by Blogspot tutorial