31 December 2008

Sudah 6 Bulan APBS Belum Juga Disahkan

Gombong - Lanthing.

Setelah sekitar 6 bulan lalu RAPBS yang diajukan SMP/SMA/SMK belum disahkan Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dikpora). Hal ini menimbulkan kegelisahan dan pertanyaan berbagai pihak. Darmadi, seorang guru di SMP Negeri 1 Gombong mengungkapkan bahwa sudah 6 bulan lalu RAPBS sekolahnya dikirimkan ke Dinas Dikpora untuk dimintakan pengesahan, namun hingga hari ini belum juga disahkan. "Saya tidak tahu apa sebabnya, Dikpora tidak memberikan penjelasan apapun" ujar Darmadi.
Hal senada disampaikan oleh Kepala SMP Negeri 4 Gombong, Eko Budianto, Kepala SMK Negeri Puring, Basikun, dan Kepala SMA Negeri 1 Gombong, Karyono.
"Terakhir sebelum liburan (libur semester 1/akhir tahun - Red) saya ke Dinas, dan belum diapa-apakan" ujar Eko Budianto.
Padahal menurut Peraturan Bupati Kebumen Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah pada pasal 5 ayat (7) dinyatakan bahwa Sebelum APBS/M ditetapkan oleh Kepala sekolah/Madrasah, Rancangan RAPBS/M harus terlebih dahulu dievaluasi oleh Tim Evaluasi dengan jangka waktu paling lama 12 (duabelas) hari setelah Rancangan APBS/M diajukan.

Berbeda dengan SMP, SMA, dan SMK, Kepala SD Negeri Ngasinan, Agus, menyatakan bahwa Kurikulum (KTSP - Red) dan RAPBS sekolahnya telah disyahkan oleh DIkpora.

Sementara ketika hal ini ditanyakan kontributor Lanthing dalam acara 'Selamat Pagi Bupati' (31/12/08), Bupati Kebumen, KHM Nashirudin Al Mansur berjanji akan mengkoordinasikan dengan Kepala Dikpora.

Lanjut membaca “Sudah 6 Bulan APBS Belum Juga Disahkan”  »»

30 December 2008

Siapkah SMA Gombong Menjadi SBI?


Gombong - Lanthing.

"Menurut rencana tahun mendatang di Kebumen akan ada satu lagi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional), dan saya berharap SMA Gombong siap untuk menjadi SBI" demikian harap Kabid SMP-SMK, dan SMU Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dikpora) Kebumen, Drs. Maryono. Harapan ini disampaikan Maryono ketika membuka In House Training (IHT) di SMA Negeri 1 Gombong (senin, 30 Desember 2008).
IHT yang diikuti oleh sekitar 61 orang guru SMA Negeri 1 Gombong akan berlangsung hingga selasa 31 Desember 2008. Tampak hadir dalam pembukaan Ketua Komite SMA Negeri 1 Gombong, Ngadiyo. IHT dimaksudkan guna mempersiapkan proses pembelajaran semester dua tahun pelajaran 2008/2009 yang akan dimulai tanggal 5 Januari 2009, sekaligus sebagai salah satu tahapan menuju 'sekolah kategori mandiri' (SKM) yang telah dicanangkan beberapa waktu sebelumnya.
Lebih lanjut Maryono mengingatkan semua pihak bahwa beberapa bulan lagi, sekitar April 2009, ujian nasional (UN) akan digelar, dan berharap agar semua komponen sekolah agar mulai bersiap-siap.

Sebagai narasumber IHT adalah Drs. Teguh Supriyadi, Pengawas Dinas Dikpora, yang menyampaikan materi tentang perangkat pembelajaran KTSP.
Menurut Teguh, sebagai sekolah dengan kategori mandiri, SMA Negeri Gombong harus bisa menjadi acuan sekolah-sekolah disekitarnya.

Seminggu sebelumnya, selama tiga hari, para guru SMA Negeri 1 Gombong beroleh kesempatan 'kursus singkat' Bahasa Inggris yang dipandu oleh fasilitator dari International College' Purwokerto.

Diminta tanggapannya tentang berbagai pelatihan ini salah seorang guru, Mohammad Hidayat, S.Si, menyatakan sangat apresiatif dan antusias serta berharap pelatihan dapat berlangsung secara terencana dan kontinyu sehingga harapan masyarakat agar guru-guru menjadi profesional dapat terwujud.

Lanjut membaca “Siapkah SMA Gombong Menjadi SBI?”  »»

09 December 2008

Anak-Anak Karbitan


Saya dapat forward artikel bagus, judulnya Anak-Anak Karbitan. Barangkali bisa jadi bahan renungan kita sebagai orang tua. Tertarik ? Lihat disini ...


Lanjut membaca “Anak-Anak Karbitan”  »»

Kula ngaturaken :


Selamat 'IDUL ADHA 1429 H'





Lanjut membaca “Kula ngaturaken :”  »»

07 December 2008

23 Siswa SMA 1 Kebumen Belum Memiliki Akta Kelahiran


Kebumen - Lanthing (3/12/2008)

Dari 897 murid sebanyak 23 murid SMA Negeri 1 Kebumen belum memiliki akta kelahiran. Hal ini cukup mengejutkan mengingat SMA Negeri 1 Kebumen adalah sekolah bertaraf internasional (SBI). Tidak jelas benar penyebab mengapa masih ada 23 murid yang belum memiliki akta kelahiran. Berbeda dengan SMA negeri 1, SMP Negeri 1 Kebumen yang juga SBI seluruh muridnya telah memiliki akta kelahiran. Sementara di SMP Negeri 2 Gombong, dari 597 murid sebanyak 120 murid belum memiliki akta kelahiran.
Data ini diungkapkan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan SIpil Kabupaten Kebumen, H. Adi Pandoyo, rabu lalu (3/12/08). Untuk itu Dispenduk Capil akan melakukan sosialisasi yang intens dengan berbagai cara, agar program '2011 Semua Anak Indonesia Tercatat' bisa sukses. Salah satunya adalah dengan program 'Bulan Sadar Akta' pada Desember 2008 ini, yang pencanangannya akan dilaksanakan Bupati Kebumen berbarengan dengan peringatan Hari Ibu pada 22 Desember mendatang.
Selanjutnya Adi menjelaskan bahwa Bupati akan memberikan penghargaan kepada sekolah, lembaga, dan perorangan yang telah berkontribusi untuk ikut mensukseskan program '2011 Semua Anak Indonesia Tercatat'.


Lanjut membaca “23 Siswa SMA 1 Kebumen Belum Memiliki Akta Kelahiran”  »»

03 December 2008

Pasfoto Ijazah Berjilbab, Dimasalahkan ?

Kebumen - Lanthing (2 Desember 2008)

Sebagian siswi berjlibab di SMA Negeri Karanganyar Kebumen mengeluh karena mereka harus melepas jilbab saat berfoto untuk keperluan ijazah. Hal ini dikemukakan salah seorang siswi kelas XII, sebut saja Melati. Menurutnya seorang guru mengumumkan di kelas bahwa siswi yang berjilbab sebaiknya melepas jilbabnya saat foto untuk keperluan ijazah mendatang. Guru berinisial S tersebut mengatakan bahwa bila siswi berjilbab tetap mengenakan jilbab saat berfoto, harus menandatangani surat pernyataan bermetarai Rp. 6.000, dan menanggung segala akibat dari keputusan siswi untuk tetap menggunakan pasfoto berjilbab.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Karanganyar, Drs. Redjo Gijanto, yang dikonfirmasi melalui telpon menyatakan bahwa tidak ada larangan siswi tetap mengenakan jilbab untuk pasfoto ijazah.
"Bebas, mengenakan jilbab silahkan, tidak juga silahkan ... tidak ada larangan siswi untuk pasfoto menggunakan jilbab untuk ijazah" tegas Redjo Gijanto.
"Andaikan benar ada guru yang menyatakan harus melepas jilbab dan menggunakan surat pernyataan, itu tanpa sepengetahuan saya selaku kepala sekolah, dan itu bukan kebijakan sekolah. Besok (hari ini - Red) akan saya check pada guru yang bersangkutan" tambah Redjo.


Lanjut membaca “Pasfoto Ijazah Berjilbab, Dimasalahkan ?”  »»
 
©  free template by Blogspot tutorial